Kamis, 17 April 2008

Pemenang Pilgubsu: Golput!


Medan, (Analisa)

Pemenang Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) yang berlangsung Rabu (16/4) sebenarnya adalah ‘golput’ atau tidak menggunakan hak pilihnya. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA ketika menyampaikan hasil quick count lembaganya bekerjasama dengan Jaringan Isu Publik (JIP) di Hotel Grand Angkasa.

Menurut Denny partisipasi masyarakat Sumatera Utara dalam Pilgubsu ini sangat rendah yakni antara 57-58 persen. Ini artinya yang tidak mempergunakan hak pilihnya mencapai 42-43 persen.

“Jumlah warga yang tidak menggunakan hak suaranya ini merupakan yang terbesar dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di Indonesia,” ungkapnya sambil mengatakan, rendahnya partisipasi masyarakat salah satunya disebabkan mereka mengganggap siapapun yang menang tidak akan mengubah keadaan mereka.

Rendah

Di samping itu lanjut Denny, persentase kemenangan pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho (Syampurno) termasuk sangat kecil tidak mencapai 30 persen. “Di banding daerah lainnya, persentase ini sangat kecil karena tidak sampai meraih 30 persen sudah bisa menang,” ujarnya.

Sejauh ini kata Denny pasangan yang menang selalu meraih suara di atas 30 persen. “Dalam pemilihan gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) saja yang calonnya lebih dari lima pasangan, pasangan pemenang meraih suara lebih dari 30 persen,” ungkapnya.

Secara hukum kata Denny, kemenangan dengan persentase di atas 25 persen tidak masalah sebab sesuai dengan undang-undang sudah dianggap sebagai pemenang.

Namun secara politik lanjutnya, kemenangan dengan persentase yang sangat rendah itu sangat berat tantangannya. “Dalam 100 hari masa kerjanya, pasangan ini harus membuat program kerja yang kongkrit yang hasilnya bisa dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Penyebab Utama

Sementara itu menurut pantauan di lapangan, penyebab utama masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya tidak semata-mata karena masyarakat malas datang ke tempat pemungutan suara (TPS) atau tidak punya pilihan karena tidak percaya pada salah satu pasangan, tapi juga karena disebabkan amburadulnya aparat pelaksana Pilgubsu.

Sampai pada hari ‘H’ pemungutan suara, masih banyak warga yang tidak punya kartu pemilih. Sesuai dengan ketentuan, warga yang tidak punya kartu pemilih bisa menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) asal terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Tapi masalahnya, banyak warga yang tidak tahu dimana TPS yang bersangkutan menggunakan hak pilihnya. Sejumlah warga yang tidak punya kartu pemilih mengeluh karena tidak tahu harus mengecek kemana TPS-nya.

Di kawasan Marindal dan Kelurahan Binjai, Kecamatan Denai misalnya, banyak warga yang harus mengecek ke kantor kepala desa dan kelurahan di sana untuk mengetahui di mana TPS-nya. Anehnya ketika sampai ke TPS, kartu pemilih beserta undangan masih di tangan petugas PPS.

Ketika hal itu ditanyakan, mereka menjawab tidak tahu alamat yang bersangkutan. Padahal seperti yang dikeluhkan warga, bukan sekali ini saja mereka menggunakan hak pilihnya. Sebelumnya saat pemilihan legislatif dan presiden tidak ada masalah.

Soal banyaknya pemilih yang golput juga disampaikan Sekda Kota Medan Drs Afifuddin Lubis saat meninjau KPU Kota Medan guna mengetahui perkembangan pelaksanaan Pilgubsu di Medan.

Berdasarkan data yang dibacanya didinding KPU Medan, tampak penurunan partisipasi masyarakat Kota Medan pada setiap event pilkada atau pemilu sehingga meningkatkan angka golput (pemilih yang tidak memilih-red).

Afifuddin memaparkan pada Pilpres 2004 lalu jumlah pemilih yang menyalurkan hak suaranya berkisar 996.079 orang. Kemudian Pilpres putaran II berkisar 938.791 orang sedangkan pada Pilkada Walikota Medan turun lagi hingga 781.813 orang.

Pada Pilgubsu 2008 kali ini, juga diperkirakan partisipasi pemilih diperkirakan lebih rendah lagi.

Hal senada juga dibenarkan Ketua KPU Medan Ir Nelly Armayanti, di mana pada beberapa TPS terlihat sepi diduga sebagai dampak munculnya berbagai pemasalahan seputar pemilih sehingga sebahagian masyarakat memilih golput.

Dia berasumsi, munculnya suara golput kali ini disebabkan beberapa hal di antaranya sikap apatis masyarakat terhadap lima kandidat pasangan cagubsu sehingga menyebabkan dirinya malas ke TPS. Kemudian, disebabkan masih adanya warga yang tidak terdaftar di dalam DPT.

Ditambah lagi sebahagian warga tidak menerima kartu pemilih maupun c6kwk sehingga beberapa warga yang tidak proaktif (pasif) cenderung memilih golput. (rrs/aru/sug)

Tidak ada komentar: